EVALUASI KURIKULUM
A.
Konsep
Kemmis
(1936) mendefinisikan evaluasi kurikulum sebagai proses menyusun informasi dan
argumen yang memungkinkan individu dan kelompok tertarik untuk berpartisipasi
dalam perdebatan kritis tentang program khusus. Cara guru mendefinisikan
evaluasi akan menentukan bagaimana pendekatan yang akan dilakukan dalam
mengevaluasi.
Pendekatan
dalam mengevaluasi sangatlah bervariasi tergantung bagaimana cara
mendefinisikannya. Misalkan jika evaluasi didefinisikan sebagai tingkatan yang
memenuhi hasil kinerja siswa maka evaluator akan mengukur perilaku siswa yang
relevan terhadap hasil kurikulum. Jika evaluasi didefinisikan sebagai penilaian
secara profesional, maka kurikulum pada tindakan akan dievaluasi dengan
mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk membuat penilaian. Jika
evaluasi didefinisikan sebagai tempat untuk mengidentifikasi keputusan
kurikulum yang dibuat, maka evaluator akan memilih informasi yang berhubungan
dengan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan yang diambil. Sebagai
evaluator maka dapat memilih satu atau berbagai pendekatan-pendekatan untuk
mengevaluasi kurikulum.
McNeil,
Newman dan Steinhauser (2005) mengklaim bahwa definisi mencakup dua aspek.
Aspek pertama adalah bahwa evaluasi adalah proses sistematis yang direncanakan
dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan. Yang kedua adalah bahwa
ada ketepatan nilai terhadap yang dievaluasi. Penetapan nilai tersebut
melibatkan pembangunan atau pemilihan crireria. Definisi Fitzpatricksanders dan
Worthen (2004) adalah mengenai pentingnya kriteria evaluasi: itu adalah
identifikasi, klarifikasi dan penerapan kriteria untuk menentukan obyek nilai
(nilai atau jasa) yang dievaluasi yang terkait dengan kriteria
Dengan
demikian pengertian evaluasi adalah sebagai berikut:
- Mengukur sejauh mana kinerja siswa memenuhi perilaku yang mengarah pada tujuan.
- Membandingkan kinerja dari siswa dengan standar tertentu.
- Menggambarkan dan menilai kurikulum
- Mengidentifikasi kawasan dari kurikulum untuk membuat keputusan, memilih dan menganalisis informasi yang relevan pada kawasan keputusan
- Menggunakan pengetahuan orang-orang yang profesional untuk menilai proses yang sedang berlangsung yang terlibat dalam mengimplementasikan kurikulum.
B.
Permasalahan-Permasalahan Dalam Evaluasi Kurikulum
1. Masalah Definisi
Cara
guru mendefinisikan evaluasi akan menentukan bagaimana pendekatan evaluasi
guru. Beberapa definisi evaluasi disamakandengan pengukuran kinerja siswa yang
sering dikritik karena sempit dan mekanistik, dan definisi yang menyamakan
evaluasi dengan deskripsi dan penilaian profesional yang sering dikritik karena
bersifat subjectivitas dan kurang reliabel.
2. Masalah Hasil
Masalah
yang dihadapi oleh evaluator adalah apakah evaluasi harus mencakup hasil yang
dimaksud sama dengan yang tidak dimaksud. Masalah ini kadang-kadang disebut
sebagai evaluasi hasil yang berbasis tujuan dibandingkan dengan evaluasi hasil
yang berbasis kebebasan. Argumen untuk evaluasi hasil yang berbasis bebas
adalah bahwa evaluator dapat mengumpulkan informasi tentang segala aspek dari
situasi belajar tanpa ada prasangka yang mungkin akan hadir dari pengetahuan
tentang apa yang dimaksudkan.
3. Masalah Proses dan Produk
Evaluator
telah menentukan penekanan relatif pada proses dan produk pada evaluasi.
Evaluator dapat berkonsentrasi pada apa yang sebenarnya terjadi sementara
kurikulum yang diajarkan mungkin malah berkonsentrasi pada hasil pemeriksaan.
Informasi tentang kedua mungkin diperlukan, waktu dan keadaan dari evaluasi
dapat menentukan penekanan relatif yang diberikan kepada proses dan produk.
4. Masalah Perimbangan Nilai
Sebagaimana
yang telah diuraikan bahwa evaluasi biasanya memerlukan pengambilan keputusan
tentang Informasi yang dikumpulkan. Knox mengidentifikasi 8 keputusan yang
haurs ada pada saat membuat evaluasi yaitu:
- Tujuan dari evaluasi, untuk menidentifikasi perbedaan kenyataan dan program yang diinginkan
- Stakeholders, untuk memenuhi kebutuhan dari stakeholders dan menjamin kontribusi secara penuh
- Perencanaan, untuk mengkonduksi rencana yang telah diberi tahu yang berkaitan dengan hubungan antara tujuan, skala dan penelitian
- Koordinasi, untuk memelih orangatau komite kecil untuk mengurus evaluasi
- Sumber-sumber, untuk membuat penellitian yang cocok.
- Koleksi data, untuk mengumpulkan data yang cocok untuk tujuan evaluasi
- Analisis, untuk membuat pertimbangan pada data dan tujuan
- Keperluan, untuk memastikan rekomendasi pembuatan evaluasi bisa digunakan dengan baik.
C.
Pendekatan dan Model
Ada
7 pendekatan yang terdapat dalam kurikulum yaitu:
- Armchair, meliputi pertimbangan tentang kualitas dari dokumen kurikulum yang menggangaap bahwa kurikulum adalah sebuah elemen dan konsistensi antara mereka.
- Visceral, meliputi perasaan
naluriah kebenaran, dan subjektivitas dalam pengalaman. Perbedaan pendapat
adalah rasionalisasi tanpa ancaman umum
terhadap keyakinan. - Contentment, meliputi kepuasaan guru dan siswa dengan kurikulum yang diambil dari diskusi informal dan observasi. Kepuasan guru dan siswa merupakan persamaan dengan kualitas kurikulum
- Consensus, meliputi sebuah persetujuan terhadap pendapat dari guru yang menganggap nilai ddari kurikulum
- Cosmetic, meliputi pengambilan yang baik pada tindakan kurikulum.
- Statistical, meliputi pengumpulan dari pengukuran data terhadap kinerja siswa dan analisis statikal.
- Tentacle, meliputi sebuah penyelesaian dari proses dan produk yang menjadi faktor kurikulum dengan menggunakan teknik yang bervariasi
Pendekatan
biasanya dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu: evaluasi tradisional
adalah berkaitan dengan menentukan sejauh mana siswa dapat mencapai hasil dari
kurikulum. Jadi evaluasi tradisional tergantung pada pengujian siswa. Dan
evaluasi new-wave adalah lahir dari perasaan luas bahwa pengujian tidak hanya
memainkan peran dalam evaluasi, tetapi kebanyakan faktor juga harus
dipertimbangkan.
D.
Model Penilaian Berbasis Tujuan Tyler
Model
ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
- Membuat tujuan
- Menentukan tingkatan tujuan dalam hal perilaku
- Mengukur aspek-aspek dari kinerja siswa saat penyelesaian pengajaran
- Membandingkan hasil tes dengan tujuan perilaku
Bagi
Tyler, evaluasi adalah suatu proses yang berkelanjutan. Umpan balik mungkin
dapat menyebabkan perubahan definisi pada tujuan. Tujuan akan menetukan
kesesuaian antara ketiga sumber (siswa, masyarakat, materi) dan 2 latar
belakang (psikologi belajar dan philosopi dari pendidikan). Tyler percaya bahwa
pemberian definisi terhadap tujuan secara samar-samar memiliki sedikit nilai
ketika evaluasi dilakukan pada tujuan yang telah diperoleh. Jika setelah
pengukuran pada kinerja siswa maka tujuan dapat dikatakan tercapai, dan
kurikulum dikatakan berhasil.
E.
Model Stake
1.
Model Countenance Stake
Perhatian
pada model ini adalah pentingnya deskripsi dan observasi pada evaluasi. Stake
mengklaim bahwa untuk memahami secara penuh suatu program pendidikan maka harus
dibuat secara penuh dan dipertimbangkan juga secara penuh.
Model
ini membedakan antara deskripsi evaluator dan pertimbangan dalam menggunakan
langkah yang berbeda pada suatu program kurikulum, seperti: antecedents
(input), transactions (proses) dan outcomes (hasil). Antecendent adalah apa
saja yang ada sebelum mengajar dan belajar. Sesuatu yang disebut dengan entery
behavior, antecedents mencakup minat, bakat dan pengalaman sebelumnya dari
siswa.
Transaction
adalah keberhasilan dari pertempuran yang terjadi pada setiap pembelajaran. Hal
ini mencakup pertemuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa dan respon siswa
terhadap pengalaman belajar. Outcomes mencakup dampak dari pengajaran yang
dilakukan guru dan efek dari lingkungan belajar.
2.
Model Responsive Stake
Model
responsif Stake yang biasa disebut demikian, dia percaya bahwa menjadi
responsif itu apakan orang melakukannya secara natural ketika mereka
mengevaluasi sesuatu. Perhatian yang tersembunyi dari model ini penting untuk
direspon setelah selesai mengobsevasi dan berkosentrasi terhadap reaksi-reaksi
dan masalah-masalah dari partisipan yang lebih baik mengandalkan penjabaran
dari prosedur dan pengukuran secara formal. Stake mengatakan tujuan yang jelas
yaitu untuk meningkatkan pemahaman audience dari program yang dievaluasi.
3.
Model Study Kasus Stake
Disebut
model study kasus karena perhatiannya tertuju pada situasi yang spesifik untuk
diteliti. Model ini menambah ide-ide yang sudah dikembangkan oleh stake dalam
artikelnya tahun 1976. Keistemewaan dari model ini adalah:
- Deskripsi tentang variabel yang memiliki banyak perbedaan yang tidak bisa untuk selalu dipisahkan
- Mengambil data dari observasi pribadi
- Membandingkan sesuatu yang impisit dari pada yang eksplisit
- Pentingnya untuk memahami kasus itu sendiri
- Menyimpulkan apakah dia itu sebagai produk dari pengalaman evaluator
- Bentuk laporannya secara informal
Stake
melanjutkan dengan menekankan pentingnya studii kasus dalam evaluasi. Dia
mengatakan bahwa laporan studi kasus itu untuk melihat pengaruh dari
kontekstual perilaku dan yang lain sebagai usaha untuk memisahkan sebagai
bentuk penelitian.
F. Model Illuminative Parlett dan
Hamilton
Tujuan
dari model ini adalah untuk menjelaskan tentang pemahaman audiens tentang suatu
kurikulum atau program. Mereka mengklaim bahwa illuminative evaluasi itu untuk
kurang membatasi tentang evaluasi tradisional. Ia fokus pada deskripsi dan
interpretasi dari pada pengukuran dan prediksi. Tujuannya adalah:
- Untuk menguji pengaruh ditempatkanya suatu kurikulum, pendapat inni meliputi tentang manfaat dan tidaknya, dan bagaimana kinerja siswa lebih dipengaruhi
- Untuk melihat dan mendiskusikan keistimewaan dari sebuah kurikulum secara signifikan, dan proses untuk mengimplementasikannya
- Mengidentifikasi seluruh bagian dari kurikulum yang diperlukan
Semua
teknik yang ada pada illuminative evaluasi adalah memilih evaluasi yang sesuai.
Banyak teknik yang berbeda yang dapat digunakan dan evaluator menerima sumua
sistem yang ada dari pada memanipulasinya.
G.
Model Pengganti Pengalaman Kemmis
Model
kemmis ini didasarkan pada apa yang dilihat pada kurikulum yang tidak bisa
untuk diukur cara dan tujuan yang tepat, tapi memerlukan evaluasi yang luas
yang mencakup interaksi yang banyak dari masing-masiang variabel.
Tugas
evaluator bagi kemmis adalah “katakan jika menyukainya” atau “mengatakan”
program atau kurikulum pada audiens. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan cara
membawakan sebuah kurikulum untuk mengkomunikasikan keistimewaan kurikulum
kepada audiens yaitu: sifatnya, masalah-masalah yang ada, dan orang-orang yang
terlibat dalam pengimplementasinya. Seperti cara mengkomunikasikan sesuatu yang
kompleks dan bentuk pengalaman yang tercakup didalam kurikulum.
H.
Teknik-Teknik
- Daftar Pertanyaan, daftar pertanyaan bisa digunakan untuk mengumpulkan informasui bagi guru, siswa, kepalas sekolah dan komite sekolah
- Interview, adalah percakapan antara dua orang atau lebih untuk menunjukkan bahwa pewawancara menjalin hubungan baik dengan subjek yang akan diwawancarai sehingga mendapatkan data yang lebih jujur.
- Diari dan log, diari adalah cara yang baik untuk mengumpulkan data dan log adalah biasanya mencakup apa yang dibuat setiap hari
- Penilaian, bisa digunakan untuk menilai efektivitas guru, kinerja siswa, atau aspek-aspek oraganisasi sekolah pada suatu cara yang sistematis
- Observasi kelas secara sistematis, observasi digunakan untuk menentukan bagian-bagian perilaku apa saja yangterjadi.
- Catatan yang bersifat anekdok, adalah deskripsi dari observasi dari suatu peristiwa
- Pensil dan kertas test kesanggupan, wajib digunakan bagi evaluator untuk mengukur kinerja siswa
- Pensil dan kertas hasil laporan, alat yang meliputi inventaris minat, skala perilaku dan daftar pertanyaan
- Obsevasi tak terstruktur
- Keterangan guru dan siswa tentang bahan, keterangan tentang bahan dan pengalaman belajar mencakup apa yang dijelaskan dalam kurikulum oleh evaluator
- Analisis dari pekerjaan siswa
- Diskusi
- Fakta secara fisik, fakta-fakta dari pengalaman belajar mencakup informasi tentang rekasi siswa tentang sebuah kurikulum
- Rekaman pribadi
- Tindakan pembelajaran
I.
Prinsip-Prinsip Dari Evaluasi
Adapun
prinsp-prinsip dari evaluasi adalah sebagai berkut:
- Pertimbangan secara teknikal, mencakup kebutuhan elevator secara tepat (untukk menutup hubungan antara informasi yang dikumpulkan dengan realita yang ada) dan tujuan (untuk memdapatkan persetujuan terhadap apa yang ditemukan elevator)
- Pertimbangan secara praktis, mencakup kebutuhan bagi evaluasi untuk mengumpulkan data yang relevan dalam hubungannya dengan tujuan dan untuk mengumpulkan data yang signifikan dan yang akan digunakan
- Pertimbangan secara etis, mencaku kebutuhan nilai yang tepat untuk membimbing sebuah proses
J.
Langkah-Langkah Dalam Evaluasi Kurikulum
- Fokus, bagian pertama dari prosedur yang sangat penting, untuk menentukan sifat dari sebuah evaluasi. Adapun langkahnya adalah:
- Identifikasi audiens
- Mengklarifikasi tujuan evaluasi
- Menjelaskan informasi yang dibutuhkan
- Menemukan informasi yang telah ada
- Mendefinisikan prinsip-prinsip dari evaluator
- Persiapan, meliputi penentuan teknik-teknik dalam mengumpulkan data. Adapun langkahnya adalah:
- Menentukan kapan dan dari siapa informasi yang dibutuhkan
- Menentukan teknik dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data
- Menentukan sample yang akan digunakan untuk eveluasi
- Memilih atau mengembangkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi
- Implementasi, mengumpulkan semua informasi yang relevan
- Analisis, perhitungan secara statistik atau menjelaskan analisis dari informasi yang telah dikumpulkan. Hal ini mencakup:
- Menentukan standar atau kriteria dari kurikulum
- Menentukan pengaruh yang potensial dari kurikulum
- Menentukan seluruh konsekuensi dari tindakan kurikulum
- Menentukan seluruh kasus dan efek yang berhubungan dalam kurikulum
- Laporan, adalah langkah terakhir yang meliputi interpretasi dari analisis dan keadaan dan rekomendasi yang disebarkan. Hal ini mencakup:
- Menginterpretasi informasi yang telah dianalisis
- Menyimpulkan suatu keadaan dan rekomendasi tentang kualitas dan relevansi dari kurikulum
- Mengajukan cara untuk membuat rekomendasi
- Catatan staff dan sumber sebagai syarat dalam merekomendasi
- Menyebarkan informasi kepada audiens
No comments:
Post a Comment