ARAH MASA DEPAN KURIKULUM (FUTURE DIRECTIONS
FOR CURRICULUM)
Ornstein
& Hunkins
Chapter
13
Pada
abad ke-20 ditandai dengan era perubahan yang sangat cepat, namun disertai
serba ketidakpastian. Khusus perubahan sosial akan mempengaruhi kurikulum
pendidikan. Karena itu dalam menyusun kurikulum harus diperhatikan perubahan
sosial pada abad ini yang begitu dinamis, bukannya statis seperti abad-abad
yang terdahulu.
Tujuan
akhir pendidikan adalah agar anak didik mendapatkan ilmu, keterampilan,
kompetensi, dan nilai yang memungkinkan mereka hidup produktif baik bagi
dirinya ataupun lingkungannya. Hal di atas dapat dicapai jika kurikulum
pendidikan berorientasi kemasa depan, disusun dengan mempertimbangkan beberapa
pendapat futurulog yang dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial
dimasa datang. Semua itu dipengaruhi oleh visi masa depan penyusun kurikulum
tersebut. Bila visi serta bayangan masa depan salah satu akan
berimplikasi juga terhadap aktifitas pendidikan yang mereka lakukan. Visi
pendidikan akan masa depan dipengaruhi oleh pengetahuan mereka dimasa lalu dan
bacaan mereka sekarang.
Alfin
Tofler berpendapat bahwa seseorang tak
dapat sepenuhnya membayangkan masa dating sebagai predeksi dari apa yang mereka
lihat dan mereka dapati sekarang. Masa dating merupakan hasil dari beberapa
factor yang tak dapat dikontrol, hasil dari kejadian atau keputusan dari
beberapa opsi yang ada. Namun kenyataannya sebagian orang masih
mengidentifikasikan masa depan yang didambakan, terbatas pada alat-alat yang
mereka miliki. Meski begitu ada beberapa metode yang memungkinkan kita
meramalkan perkembangan yang lebih baik di antara yang lainnya.
MASA
DATANG DAN ALIRAN MASA DATANG (FUTURE AND FUTURISM)
Para
ahli memikirkan bahwa era teknologi ke era informasi sekitar tahun 1950 an,
namun menurut Jhon Nasbitt bahwa masyarakat masih terjebak dalam dua
era, dimana masa industri menjadi pemimpin dalam era informasi. Jebakan ini
akan mengganggu banyak orang karena beberapa informasi yang diterima dalam masa
paska industri telah mengaburkan bayangan orang akan masa datang. Orang harus
membiasakan diri dengan paradigma baru untuk mengatur pekerjaan dan pergaulan
sosial mereka. Banyak yang tidak mengerti mengenai aturan yang telah berlaku,
sehingga mereka merasa telah kehilangan rasa aman bekerja pada masa lalu dan
merasa harus memulai kembali.
Ketidaknyamanan
perubahan pada masa transisi timbulnya begitu mendadak. Di Eropa pergantian era
agraris menjadi industri memakan waktu beberapa abad. Pergantian dari suatu
industri ke masyarakat informasi hanya dalam dua sampai tiga dekade. Pergantian
yang begitu cepat ini tidak memberi kita waktu untuk merefleksikan secara alami
perubahan yang terjadi, bagaikan sempitnya ruang untuk bernafas. Malah Alvin
Tofler menyebutnya sebagai future shock berupa disorientasi individu
akibat pengalaman masa lalunya yang tidak efektif untuk memahami ataupun
mengambil keputusan pada hari ini atau besok.
Pandangan
kita tentang waktu pun juga punya perbedaan. Dalam era pertanian kita
berorientasi pada masa lalu, era industrialisasi kita melihat kemasa sekarang,
sedangkan pada era informasi kita berorientasi pada masa depan. Perubahan
orientasi waktu ini juga mempengaruhi penyusunan kurikulum pendidikan yang
berorientasi dengan masa depan. Walaupun pendidik mungkin tidak mempunyai alat
yang perfek untuk berhadapan dengan semua aspek masa datang, sesungguhnya
mereka memiliki pandangan serta kreasi masa datang. Alat tersebut merupakan
bagian dari bidang futuristik, kadang disebut aliran future atau kajian future.
Apapun namanya, meliputi pengetahuan ramalan dan seni dari imajinasi keduanya.
Disiplin ini memandang kejadian sosial dan teknologi tidak terpisah tapi saling
terkait dalam suatu sistem ataupun proses yang menyeluruh. Suatu peristiwa akan
mempengaruhi peristiwa lainnya dan akhirnya berefek pada kejadian berikutnya.
Dengan mengetahui interaksi demikian maka kita sering dapat membayangkan apa
yang akan terjadi dimasa datang.
Futurism
adalah suatu usaha sistematis dalam menggabungkan anatara ramalan kreatif
dengan rencana dan kegiatan yang akan dilakukan. Sehubungan dengan bidang
fururism ini maka kurikulum seyogyanya disusun dengan berorientasi masa depan
dan menentukan program pendidikan jenis apa yang mempunyai kemungkinan tertinggi
dapat memahami kondisi demikian.
Dengan
melihat masa depan, para pendidik seharusnya proaktif dan menghindari cara-cara
reaktif. Dimasa lalu, para pendidik selalu memakai cara reaktif terhadap
kejadian-kejadian yang berdampak pada program sekolah. Dan malah hal tersebut
masih berlangsung karena kurikulum baru dirubah sebagai respon dari gejala yang
ada pada masyarakat.
PENTINGNYA
PEMAHAMAN TENTANG KETIDAK PASTIAN
Dunia kita ini sangat kompleks, karena itu sangat sulit
memprediksi interpretasi kita pada sesuatu kejadian secara tepat atau melakukan
antisipasinya sesuai dengan target. Karena itu Kenneth Boulding
mengatakan, bahwa kita akan menemui serba ketidakpastian pada setiap keputusan
yang diambil. Demikian juga pada keputusan-keputusan dalam bidang pendidikan.
Berbeda jika situasi tersebut pasti, maka keputusan dapat menghasilkan sesuatu
yang maksimal karena dapat memfokuskan pada sumber daya dan waktu yang ada.
Namun Boulding sekali lagi mengingatkan bahwa kehidupan bagai nyata,
tidaklah sederhana demikian, karena penuh ketidakpastian. Menyadari hal
demikian, maka keputusan yang diambil oleh pendidik harus lunak, komunikatif
dan dapat diterima (liquid, flexible, adaptable). Untuk mendapatkan hal
bagaimana? Demikian maka keputusan dibuat terbuka dengan memberikan beberapa
opsi sambil menyusun dan mereview perencanaan yang telah dibuat, karena kalau
terjadi kegagalan akan memberikan resiko terbuka biaya yang tinggi. Seperti
halnya dalam pendidikan jika suatu kurikulum dibuat dengan keputusan yang salah
dan tidak memenuhi kebutuhan anak didik, maka akan menimbulkan masalah sosial
baru, misalnya sebagai pengangguran baru.
AREA
KETIDAK STABILAN
Herman
Kahn, menyatakan bahwa masa depan dan
masa lalu bukan sebuah garis lurus. Perkembangan ilmu pengetahuan telah
memberikan informasi baru dan bahkan dapat merubah kesimpulan masa lalu, Karena
itu para pendidik harus merubah sikap, harapan, dan pandangan mereka terutama
tentang sesuatu yang tidak pernah dipelajari dimasa lalu dan berusaha mencari
jawaban yang benar. Walaupun sulit dilaksanakan tapi perubahan
persepsi terhadap masa depan itu adalah langkah awal yang baik.
Perubahan
sikap ini terjadi karena terjadinya pluralisme pada masyarakat sehingga sekolah
dan masyarakat sebagai tempat peleburan (melting pot) dalam bentuk
cara-cara baru. Berdasarkan pandangan ini, sekolah memegang peranan integral
dalam mengurangi perbedaan budaya dan etnik diantara orang-orang dalam
membawakan budaya umum seperti di Amerika. Kurikulum harus dirancang dengan
program mendevaluasikan keunikan masing-masing individu dalam model yang dapat
diterima untuk semua, namun tetap disesuaikan dengan perkembangan talenta anak
didik.
Malah
harus dipikirkan bagaimana memodifikasi sekolah agar cocok dengan anak didik
dari pada menuntut anak didik yang harus berubah mencocokan dengan sekolah.
Menurut Maria Fantini, pendidik lebih dipersiapkan bersifat inter
disiplin, dengan bermacam program pilihan dan alternatif seperti program karir
yang banyak dan program perkembangan keterampilan dini. Pendidik juga harus
menyadari bentuk-bentuk intelegensia anak didik dan bukan hanya melulu pada
kognitif domain seperti ketrampilan musik, artistik,spesial, kinestetik, dan
interpersonal. Mungkin anak didik juga akan memperoleh informasi dari
media-media lain. Bahkan Daniel Bell percaya pelajar akan berkomunikasi
baik dengan komputer dan media visual lainnya mungkin secara diam-diam dan tak
mungkin diantisipasi. Begitu banyak informasi dari media baik visual ataupun
elektronik yang memberikan kecakapan anak didik yang memberikan arti penting
terhadap interpretasi terhadap dunia mereka. Anak didik mungkin akan mengalami
perubahan cara belajarnya. Pemikiran dan logikanya akan sangat jauh dengan
orang-orang yang telah dewasa, karena cara berpikirnya mereka telah berubah
jadi multidimensi, lebih kreatif karena adanya media-media informasi yang
moderen. Kebanyakan pelajar masa depan akan berpikiran dan memproses
informasi dengan yang penuh tantangan, bahkan berbeda dari guru mereka, yang
masih saja tergantung pada polla berpikir klasik.
AREA
KESTABILAN
Dalam masa perubahan ini ditemui banyak ketidakstabilan yang
bisa-bisa berlanjut kemasa depan. Namun yang tetap stabil kita temui dan tak
akan berubah adalah adanya anak didik, guru, sekolah, dan orang tua murid. Sekolah
walaupun perannya mulai berkurang, akan tetap berfungsi sebagai mediator bagi
anak-anak didik untuk mengenal kebudayaan yang ada, karena anak didik juga
dapat melaksanakan proses pembelajaran dari hasil interaksi dengan media,
khususnya TV dan tape. Sayangnya media ini tidak selalu bersifat awam
(massifikasi) seperti yang dikatakan Toffler. Industri media akan
menciptakan materi tertulis dan visual untuk pasar spesialnya, sehingga bisa
kita lihat di US, majalah massa tidak lagi mempunyai kekuatan mempengaruhi
kehidupan nasional.
ARAH
UNTUK TAHUN 1990
Beberapa ahli mencatat bahwa masa ini telah terjadi
perubahan yang lebih besar dalam sejarah dibanding beberapa abad silam
kehidupan manusia.
Harold Shane, begitu cepatnya terjadi perubahan sehingga dari aspek
sejarah baru pertama kali terjadi, bahwa manusia terdorong dari masa lalu ke
masa mendatang tanpa ada kesempatan penyesuaian perubahan itu.
Tofler, berasumsi bahwa akan terjadi ledakan linear dari
perkembangan ilmu. Anak yang lahir sekarang jika ia lulus kolege telah
terjadi peningkatan ilmu empat kali. Namun sat dia berumur 50 tahun maka
peningkatan ilmu telah meningkat 32 kali lebih besar dan 97% dari yang
diketahuinya di dunia telah dipelajari semenjak dia baru saja lahir.
Daniel Bell, mengatakan bahwa era abad ini memperlihatkan bahwa
peningkatan ilmu dan teknologi telah mengurangi partisipasi orang-orang dalam
membuat suatu keputusan. Akibatnya masyarakat makin egoistik, terpisah, asosial
dan ingin senangnya sendiri.
Michael MC Daniel, telah menyampaikan ada 7 kontribusi terjadinya perubahan
cepat dan alami:
- Perubahan demografi, seperti sex dan pola umur, tingkat kematian, harapan hidup, ukuran keluarga, keseimbangan tua dan muda dll.
- Inovasi teknologi berupa perubahan adaptasi dengan munculnya mesin dan hasil produksi.
- Inovasi sosial, seperti aransemen baru, sistem atau gaya pendidikan, politik, ekonomi, militer, dan dimensi lain.
- Pergeseran nilai budaya, perubahan dalam aksioma budaya atau nilai dan ide.
- Pergeseran ekologi, perubahan pada ekologi alam, kejadian polusi sungai dll.
- Pergeseran ide informasi berupa, skope, kualitas, dan manipulasi pengetahuan, Konsep baru tentang bagaimana cara kerjanya.
- Difusi kultur, transfer ide, nilai, atau teknik dari satu kultur ke yang lain melalui perang, invasi, propaganda, dan traveling.
Jhon Naisbitt, mempopulerkan 10 megatrend yang berpengaruh pada pendidik
dalam menyusun kulikulum:
- Perubahan dari masyarakat industri ke informasi.
- Menjalani situasi yang membutuhkan teknologi tinggi berkaitan dengan interaksi manusianya yang tinggi pula
- Pindah dari ekonomi nasional ke dunia
- Merubah rencana dan aksi jangka pendek ke jangka panjang
- Berangkat dari sentralisasi ke pemerintahan dan pelayanan desentralisasi
- Penekanan pertolongan sendiri dari pada institusi.
- Bertolak dari demokrasi representatif kepada demokrasi partisipasi.
- Berubah dari organisasi yang menampilkan hirarki kepada organisasi yang dicontohkan dengan networking.
- Menarik minat dalam pergeseran demokrasi dari utara ke sun belt.
- Berangkat dari situasi pilihan atau tidakkepada multiple opsi.
MENGHADAPI
MASA DEPAN
Pembuat
kurikulum disamping punya konsep masa depan yang berbeda-beda, juga membutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam meramalkan masa depan. Ramalan adalah
perkiraan yang akan terjadi jika suatu kejadian yang terus berlanjut atau
bagaikan suatu jendela dimana seorang dapat melihat potensi yang mungkin
terjadi dimasa depan. Ramalan harus dibedakan dengan prediksi yaitu pernyataan
tentang kemungkinan tentang kejadian yang terjadi pada masa depan.
Ramalan
dapat dianggap seperti pintu jendela untuk melihat rencana-rencana masa datang
yang akan dibuat baik bulanan, ataupun tahunan.
Dari
segi bentuk ramalan tersebut dapat dibagi dua cara, yaitu:
- Ramalan Eksplorasi, adalah ramalan yang diambil dari pengolahan data-data yang bertujuan menemukan kemungkinan kapabilitas, perubahan, kesempatan, dan masalah yang mungkin atau kelihatannya muncul dimasa depan.
- Ramalan Normatif, adalah ramalan yang mendasarkan pada norma-norma yang mungkin sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam mencapai norma tersebut.
Dari
cara pendekatan maka ramalan masa depan itu dapat pula dibagi:
- Ramalan Simulasi: Ramalan simulasi ini memperkirakan masa depan dengan mengaktifkan model-model yang telah dikenal dari fisik, sosial, lingkungan hukum yang menentukan bagaimana semuannya mempengaruhi masa depan. Dalam hal ini pendidik harus menciptakan model-model sistim pendidikan yang akan datang dengan melihat variabel-variabel kunci kemudian memakai formula matematika yang beragam, disain program komputer yang menjadikan mereka untuk menuju hasil dari aksi yang berlangsung, atau identifikasi dan lalu evaluasi aksi alternatif yang mungkin hasil dari membuat pilihan khusus.
- Ramalan Trend: Prosedur ini, pendidik memplot secara matematis batas dari kejadian (trend) yang ditemukan dan meluaskannya sampai ke masa depan.
Contoh: Bila pendidik tertarik jumlah pengetahuan baru yang ditemukan pada
subjek atau disiplin, dapat diplot dalam grafik atau perbandingan atas pont
khusus dalam waktu-dekade, tahun atau bulan, dan merancang dalam peningkatkan
order. Menyusun informasi dalam hal ini, pendidik dapat melihat bila variabel
sebagai contoh, jumlah penemuan dalam biologi-meningkat atau menurun dengan
berlalunya waktu. Garis lurus mungkin cocok dengan point dan lalu meluas
diantara point yang paling akhir. Bila garis menunjukan peningkatan, lalu
pendidik dapat meramalkan mereka akan sepertinya memerlukan
mengekspansikan cakupan kurikulum biologi, atau sekurangnya memikirkan cara
integrasi isinya demi meyakinkan pelajar mengumpulkan informasi terbaru.
- Ramalan Intuitif: prosedur ini adalah sesuatu yang dapt dilakukan semua orang. Berkaitan dengan bayangan atau perasaan orang tentang masa depan. Persepsi ini dari apa yang akan mempengaruhi keputusan dan aksinya seperti halnya beberapa pandangan merek yang menjadi kenyataan. Sebagai contoh, seseorang mungkin akan merasa bahwa dimasa depan akan dibutuhkan lebih banyak lagi sains dan kursus matematika dalam sorotan meningkatnya teknologi alam dari masyarakat kita. Dengan kata lain, intuisi mereka tentang peningkatan teknologi menjadi penting sebuah alat untuk meramal apa yang berguna bagi pendidikan masa depan.
- Ramalan Delphi: prosedur yang paling dikenal, berupa penyaringan beberapa pendapat ahli mengenai masa depan. Proses ini dilakukan berulang beberapa kali sampai dicapai konsesus pendapat tentang masa depan. Ada beberapa tahap proses Delphi seperti melakukan beberapa kuesiner berulang-ulang dan kemudian ditarik kesimpulan dan ramalan sehingga dapat dimasukan pada kurikulum yang dibuat.
- Ramalan Skenario: prosedur yang membuat ramalan dengan pembuatan skenario yang berbentuk inovasi proses, imajinasi dan khayalan yang masuk akal untuk direnungkan. Skenario kurikulum dapat berupa isi, teknik, konten dari kurikulum. Disamping itu dapat juga dibuat skenario keseluruhan proses belajar dan mengajar yang mungkin terjadi.
- Ramalan Analisa Kekuatan: ramalan ini didasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dipunyai pada masa sekarang dan diproyeksikan pada masa depan. Data yang akan terkumpul dipakai untuk meramal keberadaan masing-masing kekuatan dan impak terhadap kurikulum.
DESIGN
KURIKULUM
Subject
Centered Design
Design
ini adalah design tradisional yang mungkin akan hilang dimasa datang. Design
ini didasarkan pada kemampuan intelektual yang harus dikuasai. Sebagai contoh
dapat dilihat subjek-subjek yang harus dikuasai seperti:
- Pada level Sekolah Dasar (SD), subjek disainnya adalah materi dari pelajaran bahasa dan kemampuan komunikasi, ilmu sosial, matematika, sains, dan seni.
- Pada level Sekolah Menengah Pertama (SMP), subjek akdemik tradisional terdiri dari pelajaran bahasa Inggris, matematika, sains, ilmu sosial, dan bahasa asing.
Child Centered Design
Berbeda
dari desain tradisional, maka kurikulum diarahkan pada minat dan interest anak
didik. Tambah lama subjeknya berkurang bahwa sekarang cenderung ke arah dasar
dan persiapan masyarakat teknologi.
ERA
KURIKULUM MASA DEPAN
- Informatif:
Informatif
berarti kurikulum juga mempelajari cara-cara mempergunakan alat informasi
komputer, karena dengan komputer anak didik dapat mengakses informasi-informasi
yang mereka perlukan. Komputer juga dapat dipakai untuk mencari informasi ilmu
dari bahasa asing karena kesanggupannya untuk menterjemahkan ke dalam bahasa
yang dimiliki siswa. Karena itu supaya kurikulum itu informatif maka pelajaran
dan penggunan komputer dimasa depan harus ditingkatkan.
- Masa Depan Sebagian Konten Kurikulum
Drapper
Kauffman, mengusulkan 6 area kompetensi:
- Mempunyai akses ke informasi,
- Berpikir jernih,
- Berkomunikasi efektif,
- Mengerti lingkungan manusia,
- Mengerti individu dan masyarakat, dan
- Memperkuat kompetensi personal.
Dalam
konten kurikulum juga harus dimasukkan bagaimana siswa mulai belajar tentang prosedur
perencanaan, beberapa type heuristik yang berhubungan dengan informasi,
prosedur mengendalikan stres akibat cepatnya perubahan. Jadi mereka diajak
bukannya hanya berpikir kritis tentang masa depan, tapi juga bagaimana cara
membatasi antara pikiran yang logis dan tidak logis.
AREA
BARU DARI KONTEN
Bahan
ajar di masa depan ada yang bisa diprediksi dan sebagian lagi tidak bisa
diprediksi. Keadaan yang bisa diprediksi misalnya, pelajaran hybrid akan
mengarah kepada biostatik dan biologi molekuler, pelajaran diet dan olah raga
akan mengarah kepada kesehatan tubuh dan lainnya.
Keadaan
yang tidak bisa diprediksi antara lain perubahan sosiobudaya yang terjadi pada
masyarakat karena masyarakat yang cenderung pluralistik sehingga kurikulum masa
depan mungkin lebih banyak berkaitan dengan realisme, ethnicisme, dan sexism.
Sejalan dengan masyarakat yang menjadi bermacam ragam budaya dan etnik, maka
harus lebih banyak lagi pelajaran tentang pendidikan global dan internasional.
Pada
kurikulum baru mungkin saja akan ditemui materi-materi baru seperti pelajaran
metacognition, transductive thinking, managemen, dan lainnya. Pelajaran baru
terfokus mungkin berurusan dengan kelaparan, penyakit, banjir atau akibat
konsekuensi sosial ekonominya. Pelajaran baru berjudul ”perbatasan” mungkin
memasukkan geografi dari laut, sampai universal, juga sosiologi kejahatan atau
asalnya terjadi konflik dan lebih banyak lagi kedalam kurikulum. Sejalan dengan
pelajaran formal yang asli, kekomplekkan dan tantangan dari perubahan serta bagaimana
menyampaikannya tidak pernah akan berakhir.
TANTANGAN
MASA DEPAN
Untuk
masa depan, pendidikan harus dapat mengantisipasi dan mengelolah masa depan
sekolah agar program sekolah dapat merespon terhadap kebutuhan anak didik,
bukan hanya saja dalam praktek tetapi aplikasinya kepada pekerjaan, tapi yang
penting adalah membuat mereka mengerti, menerima dan menghargai kenyataan yang
ditemui. Hal tersebut tidak mudah karena selama ini sekolah telah terbiasa
berperan sebagai alat untuk mempertahankan kebudayaan secara konservatif.
Sekolah
memerlukan organisasi agar dapat mengelolah dasar dan kecepatan tingkat
perubahan. Pengelolaan tidak lagi diatur oleh segelintir orang yang membuat
keputusan apa yang terbaik untuk masyarakat. Tofler mengatakan bahwa dalam
mendisain sistim pendidikan hari esok harus melibatkan segala pihak
termasuk keinginan anak didik tentang masa depan yang dihadapinya yang jauh
lebih komplit.
Bayangan
masa depan juga dipengaruhi sikap mental ideologi. Tapi kebanyakan kita percaya
harus melanjutkan rancangan program pendidikan yang menekankan individualisme,
rationalisme, kekeluargaan, agama dan kebangsaan. Pada akhirnya kita harus
sadar bahwa kurikulum masa depan adalah suatu pilihan alternatif bagi seluruh
manusia.
Pembuat
kurikulum harus menciptakan program agar seluruh pelajar dapat berfungsi
optimal dalam masyarakat masa depan. Tugas berat ini memang berat dan mungkin
sangat susah dicapai, namun demikian harus disadari bahwa kurikulum bertanggung
jawab pada mewariskan kebudayaan.
Kesimpulan
Futurism,
adalah usaha-usaha yang menggabungkan antara ramalan yang kreatif, terencana,
dan aksi.
1.
Untuk masa depan pendidik harus
lebih proaktif dan menghindari program-program yang reaktif.
2.
Pada abad ini kita hidup dalam era
peralihan antara era teknologi dan informasi yang dipenuhi dengan serba
ketidakpastian. Oleh sebab itu setiap keputusan yang kita ambil harus,
fleksibel dan dapat beradaptasi dengan baik. Khusus untuk kurikulum tentu
ditawarkan dengan bermacam-macam kreasi.
3.
Banyak perubahan yang terjadi dapat
mempengaruhi arah kurikulum dan cara pendidikan disekolah.
4.
Dalam penyususnan kurikulum untuk
masa depan dapat dipakai beberapa teknik ramalan yang akan dilalui pada masa
depan.
5.
Tantangan yang tidak mudah bagi
pendidik dalam menghadapi masa depan adalah menghidupkan bayanngan masa depan
dengan membuat kurikulum yang dapat memenuhi kebutuhan dan hasrat semua sekolah
dan masyarakat.
6.
Kesehatan dan vitalitas masyarakat
tergantung pada tingkat signifikan dari seberapa baik kurikulum menghadapi tantangan-tantangan
dimasa depan.
No comments:
Post a Comment