SELAMAT DATANG DIBLOG KU

Saturday, April 27, 2013



TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN GAGNE
A.    PENGERTIAN BELAJAR
“Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat” (Djamarah, 2011 : 12).
“Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman” (Whittaker dalam Djamarah 2011 : 12)
“Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.” (Howard L. Kingskey dalam Djamarah 2011 : 13).
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Adapun komponen-komponen dalam definisi belajar, yaitu:

1.    Perubahan Perilaku
Belajar mrnyangkut perubahan dalam suatu organisme. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhakan waktu. Untuk mengukur belajar , kita membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk waktu itu, kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar. Selanjutnya, yang terjadi ialah perubahan perilaku dalam proses belajar.
2.    Perilaku Terbuka
Belajar yang kita simpulkan terjadi bila perilaku hewan-hewan, termasuk manusia, berubah. Hal yang menjadi perhatian utama ialah perilaku verbal manusia sebab dari tindakan-tindakan menulis dan berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam perilaku telah terjadi. Perubahan dari “ba-ba” menjadi “bapak”, dari menulis se ko lah menjadi menulis sekolah, dan dari menulis H2O menjadi menulis H2O, memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa belajar telah terjadi.
3.    Belajar dan Pengalaman
Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk didefinisikan. Biasanya batasan ini dilakukan dengan memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman.
4.    Belajar dan Kematangan
Proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku, yang tidak termasuk belajar ialah kematangan. Perubahan perilaku yang disebabkan oleh kematangan terjadi bila perilaku itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan pengembangan organism-organisme secara fisiologis. Berjalan dan berbicara berkembang dalam manusia pada umumnya lebih banyak disebabkan oleh kematangan ini daripada oleh belajar. Suatu tingkat kematangan tertentu merupakan prasyarat belajar berbicara, walaupun pengalaman dengan orang dewasa yang berbicara dibutuhkan untuk membantu kesiapan yang dibawa oleh kematangan.
(Gagne dalam Dahar 2006: 2 – 3)

Berdasarkan penjelasan di atas, setelah semua bentuk perubahan yang disebabkan oleh proses fisiologis, mekanis, dan kematangan dikeluarkan dari kategori perubahan yang mencerminkan belajar, akhirnya perubahan yang tinggal sebagai hasil belajar ialah belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi hubungan antara stimulus dan respon.
Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses di mana perilaku mengalami perubahan melalui latihan atau pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

B.    PENGERTIAN PSIKOLOGI BELAJAR
Menurut Sayful Bahri Djamarah (2011), Psikologi belajar adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran. Menurut Crow (dalam Djamarah ,2011) “Psichology is the study of human behavior and human relationship” (Crow dalam Djamarah 2011 : 1).
Jadi dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar atau teori belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa, mengenai cara siswa belajar atau melakukan pembelajaran.
C.     HIRARKI  BELAJAR (TEORI GAGNE)
Pernahkah terlintas dipikiran Anda tentang suatu pertanyaan, mengapa saya harus mempelajari “ini” dulu sebelum saya belajar “itu”?. Tentu  saja semua itu memiliki alasan tersendiri. Sebagai seorang siswa, anak dituntut untuk  mampu memahami suatu konteks pembelajaran. Gagne (dalam Shadiq) memberikan alasan pemecahan dan pengurutan materi pembelajaran dengan selalu menanyakan pertanyaan ini: “Pengetahuan apa yang lebih dahulu harus dikuasai siswa agar ia berhasil mempelajari suatu pengetahuan tertentu?”. Setelah mendapat jawabanya, ia harus bertanya lagi seperti pertanyaan yang di atas tadi untuk mendapatkan prasarat yang harus dikuasai dan dipelajari siswa sebelum ia mempelajari pengetahuan tersebut. Begitu seterusnya sampai didapatkan urut-urutan pengetahuan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Dengan cara seperti itulah kita akan mendapatkan hirarki belajar. Sehingga untuk memperoleh suatu pengetahuan dalam belajar, khususnya dalam pembelajaran dikelas akan ada materi prasyarat yang harus dikuasai sebelum seorang siswa mempelajari materi dengan tingkatan yang lebih sulit.
Dalam hirarki belajar dari Gagne memungkinkan juga prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula (Orton dalam Shadiq). Sebagai contoh, pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya, yang masih membutuhkan kemampuan membedakan (discriminations) sebagai prasyarat berikutnya lagi. Dengan alasan itu teori belajar Gagne ini dapat digambarkan melalui alur dari atas ke bawah (top down).

D.    TEORI GAGNE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Menurut Gagne (dalam Suherman: 2003) dalam mempelajari matematika ada dua objek yang dapat diperoleh oleh siswa, yaitu :
1.    Objek langsung
Objek ini meliputi fakta, keterampilan, konsep dan aturan. Fakta adalah objek matematika yang tinggal menerimanya, seperti lambang bilangan, sudut serta notasi-notasi matematika lainya. Keterampilan merupakan kemampuan memberikan jawaban dengan tepat dan cepat, misalnya menjumlahkan pecahan, melukis garis sumbu dengan sebuah garis. Konsep merupakan ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek kedalam contoh dan non-contoh, misalkan konsep bujur sangkar, konsep limas, bilangan bulat, dan aljabar. Aturan adalah objek yang paling abstrak yang berupa sifat atau teorema.
2.    Objek tak langsung
Objek ini meliputi kemampuan penyelidikan dan pemecahan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar.

Namun terdapat versi lain yang menyebutkan mengenai objek langsung matematika, yaitu : fakta, konsep, definisi, prinsip dan operasi (dalam Sumardyono : 2004). Tetapi bila dilihat dari pengertian masing-masing objek tersebut, perbedaannya hanya terletak pada istilah saja. Sumardyono menyebutkan fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasa diungkapkan lewat simbol tertentu. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggologkan atau mengkategorikan sekumpulan objek. Definisi merupakan ungkapan yang membatasi konsep. Operasi adalah pengerjaan hitung. Sedangkan prinsip adalah objek matematika yang kompleks, yang terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan dengan oleh suatu operasi.
Delapan tingkatan tipe belajar menurut Gagne (dalam Suherman, 2003)

Dalam tingkatan tipe belajar menurut Gagne diatas, belajar isyarat merupakan tingkatan yang paling bawah, hal ini karena belajar isyarat terjadi karena tidak ada niat dari seseorang tersebut, atau terjadi karena spontanitas sebagai contoh seorang anak yang menyenangi ataupun menghindari pelajaran karena akibat perilaku gurunya yang menyenangkan ataupun mengerikan baginya. Tingkatan terbawah yang kedua adalah stimulus-respon, stimulus-respon sendiri merupakan kondisi belajar yang ada diniati dan responsnya jasmaniah. Sebagai contoh siswa yang meniru tulisan guru dipapan tulis. Kemudian tingkatan rangkaian gerak adalah perbuatan jasmaniah yang terurut dari dua kegiatan atau lebih dalam rangka stimulus-respon. Sedangkan rangkaian verbal adalah perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau lebih dalam rangka stimulus-respon. Misalkan dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan dari gurunya secara lisan. Belajar membedakan adalah belajar memisah-misah dari rangkaian yang bervariasi. Pembentukan konsep disebut juga tipe belajar pengelompokan, yaitu belajar melihat sifat bersama benda-benda konkrit atau peristiwa untuk dijadikan kelompok.  Dalam hal tertentu tipe belajar yang mengharapkan siswa mampu memberikan respon terhadap stimulus dengan segala mcam perbuatan. Kemampuan disini terutama adalah kemampuan menggunakannya. Misalnya pemahaman terhadap rumus kuadratis dan menggunakannya dalam menyelesaikan persamaan kuadrat. Belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar yang paling tinggi karena lebih kompleks dari pembentukan aturan.
Dalam pemecahan masalah terdapat lima langkah yang harus dilakukan  (Suherman, 2003) , yaitu :
1.    Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas;
2.    Menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional;
3.    Menyusun hipotesis- hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan baik;
4.    Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya;
5.    Mengecek kembali hasil yang sudah diperoleh.
Lebih jauh Gagne menyatakan (dalam Suherman, 2003) bahwa hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah laku, melalui stimulus-respon dan belajar isyarat. Alasannya karena manusia itu organisme pasif.


E.    HASIL BELAJAR MENURUT GAGNE
Dalam mengajar, kita selalu sudah mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan. Untuk itu kita perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang didasarakan pada Taksonomi Bloom tentang tujuan – tujuan perilaku (dalam Dahar, 2006), yang meliputi tiga domain: Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik.
Lima kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar menurut Gagne:
a.    Keterampilan intelektual
b.    Strategi kognitif
c.    Sikap
d.    Informasi verbal
e.    Keterampilan motorik
Sebagai contoh misalnya, suatu pelajaran dalam sains dapat mempunyai tujuan umum untuk memperoleh hasil – hasil belajar sebagai (1) memecahkan masalah – masalah tentang kecepatan, waktu, dan percepatan; (2) menyusun eksperimen untuk menguji secara ilmiah suatu hipotesis; (3) memberikan nilai – nilai pada kegiatan – kegiatan sains.
    Kemampuan pertama disebut keterampilan intelektual karena keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya. kemampuan kedua meliputi penggunaan strategi kognitif  karena siswa perlu menunjukkan penampilan yang kompleks dalam suatu situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan dan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Nomor tiga berhubungan dengan sikap atau mungkin sekumpulan sikap yang dapat ditujukkan oleh perilaku yang mencermminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan – kegiatan sains. Nomor empat pada hasil belajar gagne ialah informasi verbal, dan yang terakhir keterampilan motorik. Perlu dikemukakan bahwa menurut Gagne urutan antara kelima hasil belajar atau kemampuan ini tidak perlu dipermasalahkan.


I.    KESIMPULAN
1.    Belajar merupakan proses di mana perilaku mengalami perubahan melalui latihan atau pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.    Psikologi belajar atau teori belajar adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa, mengenai cara siswa belajar atau melakukan pembelajaran.
3.    Teori belajar Gagne ini dapat digambarkan melalui alur dari atas ke bawah (top down).
4.    Menurut Gagne (dalam Suherman: 2003) dalam mempelajari matematika ada dua objek yang dapat diperoleh oleh siswa, yaitu :
a.    Objek langsung
Objek ini meliputi fakta, keterampilan, konsep dan aturan. Namun terdapat versi lain yang menyebutkan mengenai objek langsung matematika, yaitu : fakta, konsep, definisi, prinsip dan operasi.
b.    Objek tak langsung
Objek ini meliputi kemampuan penyelidikan dan pemecahan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaimana semestinya belajar
5.    Hasil belajar menurut Gagne adalah lima kemampuan yang meliputi:
a.    Keterampilan intelektual
b.    Strategi kognitif
c.    Sikap
d.    Informasi verbal
e.    Keterampilan motorik

Dahar, Ratna Wilis. 2006. “Teori- Teori Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta : Erlangga
Djamarah, Sayful Bahri. 2011. “Psikologi Belajar”. Jakarta : Rineka Cipta.
Shadiq, Fajar. “ Hirarki Belajar : Suatu Teori dari Gagne”.  http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2007/09/01-hirarki_pelangi_.pdf . Diakses tanggal 19 Februari 2012.
Suherman, Erman. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer”. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumardyono. 2004. “Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika”. Yogyakarta : Depdiknas.

No comments:

Post a Comment